Minggu, 27 Maret 2016

Semua Adalah Pilihan

Merokok dengan pipa tembakau,"mipa", tobacco pipe, atau disini beken disebut pipa cangklong bisa disebut gak populer amat. Dijaman serba cepat, rokok pilihan jutaan manusia adalah rokok kemasan hasil industri pabrik. Pipa cangklong selalu disebut merepotkan dan hanya untuk orang tua saja. Stigma seperti itulah yang selalu melekat dari jaman kejaman. Aktifitas "mipa" (sebutan merokok dengan pipa tembakau) walaupun dipercaya sudah ada sejak era 1800 an ditanah air dikenalkan oleh bangsa India kuno, Cina, Arab, dan penjajah eropa, tapi popularitasnya tidak setenar rokok jadi. Jika kita riset diperpustakaan maka kita akan mudah menemui foto tua dari awal 1900 an kelompok priyayi, toean tanah, pejabat daerah banyak yang memegang pipa ditangannya. Atau kelompok etnis Tionghwa asik mipa baik memakai candu atau sekedar tembakau biasa. Bukti sejarah ini bisa menunjukan bahwa mipa ditanah air termasuk tua dan bukan ujug ujug ada dijaman ini.
 
Kenapa orang memilih "mipa" dibanding rokok biasa?


*Saya tipikal boros dengan rokok standar, dan faktanya sebatang rokok itu sebetulnya cuma habis setengah batang lalu dibuang keasbak. Artinya, saya hanya butuh efek nikotin ditenggorokan,  hit on my head and that's all, kalo sudah kerasa ada nikotin maka gak pengen lagi. Tabiat merokok seperti saya ini lebih cocok pakai pipa, karena dengan mipa maka rokok bisa disulut-mati dengan jeda per 15 menitan dan disulut lagi maka ini bisa dipakai selama 1 jam an lebih hanya dengan mengisi separuh bowl pipa (lubang pipa) dengan tembakau. Satu lubang pembakaran pipa diisi tembakau separuhnya yang kira kira sama dengan sebatang rokok standar. Bukankah ini hemat?

*Tembakau bisa diracik sendiri. Seorang pe-mipa tidak punya standarisasi rasa tembakau seperti bikinan industri rokok nasional, dia bisa meracik tembakau jenis apapun sesukanya. Blend nya akan selalu berubah sesuai mau dia. Dipasaran tersedia ribuan merk tembakau asing dan juga lokal dengan aroma beda dan rasa beda, lantas jika bisa menikmati blend berbeda seperti ganti menu makanan kenapa kita harus terpaku dengan rasa yg sama dari rokok industri nasional? Ini mirip sikap advonturir dalam citarasa tembakau, borderless and unlimited.

*Mipa cocok untuk individu yang banyak diam disatu tempat, lebih santai hidupnya dan bisa mempunyai waktu untuk menikmati kualitas tembakau bakarnya. Bukan berarti kita travelling atau kerja dilapangan gak bisa pakai pipa ya, bisa saja kok, tapi memang enaknya dinikmati sambil mengetik panjang didepan PC, mengobrol santai dengan rekan rekan, rapat sekian jam bersama tim dimeja.

*Banyak pe-mipa bilang bahwa memakai pipa memberikan efek sebagai figur yang kokoh. Strong personality terlihat dimata banyak orang. Saya gak setuju amat dengan komentar ini sekalipun sah saja diyakini begini, dan pendapat ini bisa masuk dalam ruang debat terbuka sebetulnya. Pipa memang bisa dipakai sebagai salah satu aksesoris penunjang look tampilan diri kita dalam keseharian seperti halnya pakaian dan seragam, jam tangan, perhiasan dll.
Faktanya banyak tokoh dalam sejarah terkenal dengan pipanya (dan sekarang dikoleksi dimuseum), diantaranya: Albert Einstein, Betrand Russel ahli matematika, Presiden Gerald Ford, Jendral Douglas MacArthur, Sigmund Freud, Albert Camus, Arthur Conan Doyle pengarang dari Sherlock Holmes,  J.R.R. Tolkien penulis Lord of the Rings books danThe Hobbit,  C.S. Lewis penulis the Narnia books, Karl Jung, Bing Crosby, Ulysses Grant, William Harrison, president Jefferson Davis, Edwin Hubble astronom beken, dll.

*Tembakau Indonesia diakui jagoan didunia. Aduuuh saya ini hidup ditanah penghasil tembakau terbaik, jadi mudah mendapatkan kualitas tembakau bagus disini dimana teman teman di Eropa kesulitan mendapatkan tembakau indonesia dengan harga sangat mahal. Tembakau Srinthil misalnya, dikalangan petani saja jika dijual bisa kena harga skt 300 ribu sampai 400 ribu per kilonya dipasar lokal, rasa dan aromanya dua jempol diacungkan keatas kepala.

*Harga satu kilogram tembakau kretek lokal cuma kisaran Rp.200.000 dan bisa habis dua bulanan lebih kurang memakai pipa atau lintingan. Bandingkan dengan biaya beli 3 slop rokok keretk pabrikan, apa gak beda jauh murahnya? Biaya murah membuat pilihan merokok cangklong lebih masuk akal.
Mipa adalah pilihan. Alasan tiap individu kenapa mipa juga beragam silahkan tanya diri sendiri kenapa tidak maupakai pipa atau malahan berani tidak mengikuti mainstream dengan merokok pakai pipa. Tampil beda dan memilih gaya adalah kebebasan individu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar